JURNALISTIK itu ilmu terapan (applied science). Begitu ada media baru, jurnalistik bisa menggunakannya sebagaia media (sarana/channel/saluran) publikasi karya jurnalistik, termasuk media sosial (social media). Jadilah ia jurnalistik media sosial (social media journalism).
Ketika radio hadir, jurnalistik masuk, dan lahirlah jurnalistik radio (radio journalism).
Saat televisi (TV) muncul, jurnalistik pun masuk, hadirlah jurnalistik televisi (TV Journalism).
Ketika media online lahir, jurnalistik pun masuk, maka hadir pula jurnalistik online (online journalism, cyber journalism, digital journalism, internet journalism).
Pengertian Jurnalistik Media Sosial
Jurnalistik media sosial adalah proses atau aktivitas jurnalistik melalui media sosial, terutama Facebook, Twitter, dan Instagram.
Pengguna Facebook (facebooker) dan pengguna twitter (tweeple/tweeps) tidak hanya update status atau nge-tweet berupa kegiatan sehari-hari, tapi juga menyebarkan informasi aktual (berita) atau nge-share berita yang ada di portal berita.
Jurnalisme media sosial bisa disebut sebagai “cabang baru” jurnalisme warga (citizen journalism), yakni aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh warga (orang) biasa, bukan wartawan.
Inti aktivitas jurnalistik adalah menulis dan menyebarkan berita atau informasi aktual melalui media publikasi yang bisa diakses publik.
Sadar atau tidak, ketika facebooker atau tweeps meng-update status informatif, ia sudah menjadi “jurnalis media sosial”.
Alangkah baiknya para facebooker dan/atau tweeps membekali diri dengan ilmu dan teknik jurnalistik, terutama jurnalistik online, sehingga informasi yang disebarluaskannya enak dibaca layaknya karya jurnalis profesional.
Pengertian jurnalistik media sosial yang sebenarnya adalah pelaporan berita yang dilakukan jurnalis melalui media sosial. Jurnalisme media sosial muncul karena khalayak sering mengakses media sosial. Para jurnalis mempublikasikan berita di media sosial supaya khalayak dapat menerima berita selagi mengakses media sosial.
Perbedaan mendasar antara jurnalisme media sosial dengan jurnalisme warga (citizen journalism) terletak pada pelakunya. Jurnalisme warga merupakan orang yang bukan ahli di bidang jurnalistik, namun dapat mencari dan mengolah berita yang kemudian dapat dipublikasikan. Jurnalisme media sosial merupakan seseorang yang ahli di bidang jurnalistik, yang kemudian membagikan kontennya melalui media daring.
Gaya Penulisan Jurnalistik Media Sosial
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam menulis di media online/media sosial adalah gaya penulisannya yang berbeda dengan gaya penulisan di media cetak.
Online Writing Style (baca: Kaidah Menulis di Media Online) tidak hanya memerlukan penguasaan bahasa jurnalistik yang ringkas, lugas, dan hemat kata, tapi juga memerlukan keterampilan agar tulisan yang tersaji mudah dipindai (scannable) oleh user/reader. Wasalam. (www.romeltea.com).*