Media Online Perluas Jangkauan Pembaca Media Cetak yang Lebih Kredibel.
MEDIA Online menggeser peran media cetak sebagai sumber utama informasi. Bahkan, kehadiran media siber atau media daring sudah menyebabkan sejumlah media cetak gulung tikar.
Namun, di sisi lain, media online justru memperluas jangkauan pembaca media cetak. Berdasarkan hasil survei terbaru Nielsen, media cetak berhasil mempertahankan posisinya dengan melakukan konvergensi media.
Dilansir laman Tribun Jogja, Sabtu (7/4/2018), keberadaan media digital tidak menggusur sebagian media cetak, tapi justru memperluas jangkauan pembacanya.
Survey Nielsen Cunsumer & Media View mengungkapkan, media cetak masih mampu mempertahankan posisinya di era internet ini.
Hasil survei Nielsen mengungkapkan, media cetak masih dibaca sebanyak 4,5 juta orang. Penetrasi media cetak juga masih di angka 8%.
Dari 4,5 juta orang yang membaca media cetak, 83% nya adalah pembaca koran.
Alasan utama pembaca memilih koran, karena nilaI berita yang dimuat dalam koran masih bisa dipercaya. (Baca: Media Cetak Lebih Kredibel).
Media cetak di Indonesia cenderung dikonsumsi pembaca berusia 20-49 tahun (74%).
Dari 74% tersebut, 54% pembacanya masih didominasi kalangan atas, sedangkan 32% nya, memiliki pekerjaan sebagai karyawan.
Hal tersebut membuktikan pembaca media cetak masih sangat produktif dan berasal dari kalangan mapan.
Nielsen juga mengungkapkan, pembaca media cetak juga menggunakan Internet dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu faktor bertahannya media cetak karena informasinya lebih akurat sehingga lebih terpercaya (kredibel).
Dilansir laman Sindonews, pengamat media dari Universitas Indonesia (UI) Amelita Lusia menilai, masyarakat bertahan membaca media cetak karena mereka mempunyai kebutuhan akan informasi yang akurat.
Meskipun artikel dengan topik sama ada di berita online atau ada di berita TV, untuk analisis yang sangat detail akan ditemukan di koran atau media cetak.
Saat ini orang masih percaya pada koran karena memiliki kedalaman analisis saat membahas suatu topik.
Dilihat dari alur kerja, media cetak menempuh proses pemberitaan lebih panjang. Penulisan di media cetak memungkinkan tulisan yang dipublished melewati “mata” kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya, sehingga lebih akurat dalam memverifikasi tulisan.
“Mata” yang dimaksud adalah tulisan reporter melewati redaktur, kepala desk, editor bahasa, redaktur pelaksana, pemimpin redaksi.
Deadline yang lebih panjang di media konvensional seperti koran memungkinkan wartawan mencari lebih banyak sumber agar tulisannya lebih berkualitas melalui studi kepustakaan (riset data), observasi, dan wawancara narasumber.*