Tulisan ini membahas pengertian ustadz, ustad, atau ustaz dan penulisan kata ustadz yang benar (baku).
NGAJAR di kampus Islam, milik ormas Islam. Ketika mahasiswa akan bertanya, ia memulainya dengan kata-kata, “Ustadz, saya mau tanya…”
Kaget. Sata tanya, “Ustadz? Kok manggil ustadz?” Mahasiswa lain menjawab, “Di sini biasa memanggil dosen dengan ustadz, Tadz.”
Saya bilang, “Panggil saya Bapak atau Pak saja, panggil Kang juga gak apa-apa, kan saya biasa dipanggil Kang Romel.”
Karena sudah “mentradisi”, hari-hari berikutnya tetap saja mahasiswa panggil saya “ustadz” sebagaimana mereka memanggil dosen lain. Hal itu karena “tradisi pesantren” yang terbawa ke kampus tersebut.
Pengertian Ustadz
Saya kutip pengertian dan asal-usul kata ustadz dari laman Alkhoirot. Dalam kamus Arab Al-Mu’jamul Wasith disebutkan, kata “ustadz” (أُستاذ) memiliki beberapa makna:
- Pengajar
- Orang yang ahli dalam suatu bidang industri dan mengajarkan pada yang lain.
- Julukan akademis level tinggi di universitas.
Istilah yang semakna dengan ustadz dalam arti pengajar, pendidik, atau pembimbing adalah murobbi, mu’allim, dan mu’addib.
Ustadz juga merupakan sebutan bagi orang yang ahli di bidang tertentu (pakar). Di negara Arab, istilah “ustadz” merujuk pada dosen atau ahli (akademisi) yang memiliki kepakaran di bidang tertentu.
Menurut Ustadz Ahmad Syarwat di situs resminya, Rumah Fiqih Indonesia, di negeri Arab istilah ustadz punya kedudukan sangat tinggi. Hanya para doktor (S-3) yang sudah mencapai gelar profesor yang berhak diberi gelar Al-Ustadz. Kira-kira artinya memang profesor di bidang ilmu agama.
Di kita mah, di Indonesia, kata ustadz biasanya ditujukan kepada penceramah, da’i, guru ngaji, khotib jumat, atau pengajar di pesantren.
Ustadz juga bisa menjadi julukan bagi “penceramah kondang” seperti Ustadz Arifin Ilham, Ustadz Abdul Somad (UAS), alm. Ustadz Jefrey (Uje), Ustadz Maulana, dan penceramah lain yang sering tampil di televisi.
Asal kata ustadz dari bahasa Persia klasik. Dalam bahasa Persia (Iran) ditulis “istad” yang artinya pengajar, tuan, atau orang tua.
Asal-usul kata ustadz ini juga dibahas laman Almunawwar. Tinjauan tentang istilah ustadz juga bisa disimak di sebuah Repository IAIN Tulunggagung.
Karena berasal dari bahasa Persia, maka kata “ustadz” tidak ada bentuk muannats (bentuk perempuan) karena ia bukan sifat. Jadi, kata “ustadz” dipakai untuk laki-laki dan perempuan. Tidak ada istilah “ustadzah” untuk perempuan. Sebut ustadz saja.
Itu dia pengertian ustadz. Kini ke bahasan berikutnya: cara menulis kata ustadz.
Penulisan Kata Ustadz
Penulisan kata “ustadz” sudah tergambar dari cara penulisan yang saya gunakan sejak dari judul hingga bagian ini: ustadz.
Saya tidak memilih tulisan ustad ataupun ustaz dengan alasan kata ustadz (أستاذ) dalam bahasa Arab terdiri dari huruf alif, sin, ta, dzal. Nah, dzal (ذ) itu dialihaksara menjadi “dz” dalam huruf latin.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan ustadz yang baku adalah ustaz (menggunakan huruf z).
us.taz
bentuk tidak baku: istaz, ustad, ustadz
- guru agama atau guru besar (laki-laki)
- tuan (sebutan atau sapaan)
KBBI menulis kata ustaz dengan z berdasarkan pedoman transliterasi berikut ini.
Sebenarnya bukan menjadi , tapi z dengan titik di atas untuk membedakan dengan huruf d (untuk dal) dan z (untuk zai).
Yang digunakan dalam KBBI bukan transliterasi, tapi penyerapan atau penyesuaian karena dalam keyboard komputer maupun mesin tik tidak ada huruf z dengan titik di atas.
Jadi, penulisan kata ustadz yang benar yang mana? Ustadz dan ustaz sama-sama benar. Namun, yang satu tidak baku (ustadz) dan satunya lagi baku (ustaz).
Saya mah nggak mau nulis ustaz, maunya menulis ustadz saja. Sok weh “polisikan” kalau melanggar hukum mah 🙂
Demikian ulasan ringkas tentang pengertian dan penulisan kata ustadz.
Baca Juga:
Wasalam. (www.romeltea.com).*