Jenis-jenis jurnalistik berdasarkan media publikasinya dibedakan menjadi jurnalistik cetak, jurnalistik radio, jurnalistik televisi, dan jurnalistik online.
Jurnalistik radio dan televisi disebut juga dengan istilah jurnalisme penyiaran (broadcast journalism) dan jurnalistik elektronik.
1. Jurnalistik Cetak (Printed Journalism)
Jurnalistik cetak adalah jurnalistik yang menggunakan media cetak (printed media) sebagai saluran penyebaran berita.
Media cetak terdiri dari koran (newspaper, suratkabar), tabloid, dan majalah (magazine).
Khusus tabloid, ada istilah khusus pula, Tabloid Journalisme, merujuk pada gaya jurnalisme tabloid yang biasanya mendalam, berisi mayoritas tulisan feature, sering menyajikan berita sensasional, bahkan menyebarkan gosip dan menganut jurnalisme kuning (yellow journalism).
“Tabloid Journalism • Tabloid journalism is a newspaper of small format giving the news is condensed form, usually with illustrated often sensational material. • It puts more stress on crime stories, astrology, gossip columns about the personal lives of celebrities and sports stars and junk food news.” (SlideShare).
Jurnalistik cetak merupakan jurnalistik generasi pertama atau pionir jurnalisme. Sejarah jurnalistik selalu merujuk pada kelahiran Acta Diurna sebagai jurnalistik sekaligus media pertama di dunia.
Penemuan kertas dan mesin cetak memunculkan suratkabar sebagai media publikasi karya jurnalistik.
Dalam penulisan berita, jurnalistik cetak menggunakan bahasa tulisan dengan gaya bahasa khusus yang disebut bahasa jurnalistik atau bahasa pers/bahasa media.
2. Jurnalistik Radio (Radio Journalism)
Jurnalistik radio muncul seiring dengan kemunculan dan perkembangan radio siaran (radio broadcasting).
Dari semula sebagai media hiburan, khususnya memperdengarkan musik (lagu), radio berkembang menjadi media penyebarluasan berita atau informasi.
Media radio pun memiliki wartawan –selain penyiar dan kru lain– untuk mencari dan menyebarkan berita. Wartawan radio lebih dikenal dengan sebutan reporter.
Dalam menyajikan berita, dalam menulis naskah berita (news script), jurnalis radio menggunakan bahasa tutur (bahasa percakapan, spoken language, conversational language) dan kata-kata yang biasa diucapkan sehari-hari (spoken words) yang dipadukan dengan bahasa jurnalistik.
Contohnya, di media cetak unsur waktu ditulis Pukul 16.00. Dalam naskah berita radio ditulis “pukul empat sore”. Naskah berita cetak tidak mengenal tanda baca seperti tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda petik (“), atau dalam kurung ().
Prinsip penulisan naskah berita radio adalah Write the Way You Talk (tuliskan sebagaimana Anda mengucapkannya).
3. Jurnalistik Televisi (TV Journalism)
Jurnalistik televisi adalah proses pencarian, pengumpulan, penyuntingan, dan penyebarluasan berita melalui media televisi.
Sebagaimana radio, televisi sejatinya merupakan media hiburan. Namun, jurnalistik juga masuk ke dunia tv sehingga memunculkan jurnalistik tv dengan sajian program-program berita.
Jurnalistik televisi juga menggunakan bahasa tutur dalam penulisan naskah beritanya.
Namun, karena televisi merupakan “media dengar dan pandang”, menyajikan suara dan gambar (audio & video), bahasa televisi dirancang secara teknis untuk memadukan gambar, kata-kata, dan suara sekaligus pada saat bersamaan.
Wartawan media televisi sering disebut “jurnalis televisi”, berbeda dengan wartawan radio yang sering disebut “reporter radio”.
4. Jurnalistik Daring (Online Journalism)
Jurnalistik online (jurnalisme daring) adalah proses pengumpulan, penulisan, penyuntingan, dan penyebarluasan berita melalui situs berita di internet yang dikenal dengan media siber (cyber media), media online, atau situs berita (news site).
Jurnalistik online disebut juga Jurnalisme Daring (Dalam Jaringan) –merujuk pada terjemahan kata “online” dalam bahasa Indonesia, yakni “daring“.
Jurnalistik online merupakan jurnalisme “generasi ketiga” setelah jurnalistik cetak dan jurnalistik elektronik/penyiaran.
Nama, istilah, atau sebutan lain jurnalistik online adalah:
- Jurnalistik Internet (Internet Journalism)
- Jurnalistik Website (Web Journalism)
- Jurnalistik Digital (Digital Journalism)
- Jurnalistik Siber (Cyber Journalism)
- Jurnalistik Judul (Headline Journalism)
Jurnalistik era internet ini bakan sudah “beranak” dengan melahirkan “cabang jurnalisme online” berupa:
- Jurnalisme Blog (blog journalism) – merujuk pada blog-blog pribadi ataupun kelompok dan komunitas yang berisi berita.
- Jurnalistik Mobil (mobile journalism) – merujuk pada aktivitas wartawan dalam peliputan dan pelaporan berita melalui smartphone (HP).
- Jurnalisme Media Sosial (Social Media Journalism) – merujuk pada produksi dan publikasi berita melalu akun media sosial.
- Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait Journalism) – merujuk pada fenomena judul umpan klik di media-media online.
Jurnalistik Online juga menumbuhkembangkan konsep “Jurnalisme Warga” (Citizen Journalism) yang diperkukuh dengan perkembangan media sosial (social media) seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube.
Dalam menulis berita, wartawan media online menggunakan bahasa tulisan sebagaimana di media cetak.
Namun, wartawan media online harus pula memperhatikan karakteristik khas media online, seperti adanya link (tautan) dan bisa menyajikan berita dalam bentuk yang lebih beragam (multimedia): teks, gambar, audio, video, dan grafis.
Demikian ulasan ringkas tentang jenis-jenis jurnalistik berdasarkan media publikasi yang digunakannya –cetak, radio, televisi, online. Wasalam. (www.romeltea.com).*