Postingan “Pengertian Jurnalisme Penyiaran, Broadcast Journalism” ini saya buat setelah di laman Buku Tamu ada yang bertanya tentang cara mendapatkan buku Broadcast Journalism. Judul lengkapnya Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan Script Wriiter.
Saya menulis buku itu tahun 2003. Wuih! Sudah 20 tahun tu usia buku! Saat itu saya menjabat penulis naskah berita (news script writer) di Radio Antassalam FM Bandung, selain menjadi salah satu penyiarnya.
Buku itu juga saya tulis untuk tujuan menjadi buku teks mata kuliah jurnalistik radio, salah satu mata kuliah yang pernah lama saya ampu di Jurusan Komunikasi UIN Bandung (2003-2017).
Kini broadcast journalism atau jurnalisme penyiaran radio dan televisi ini berkembang, dengan kehadiran dan perkembangan media online atau media internet, termasuk podcast. Buku ini masih relevan karena radio dan televisi masih eksis dan kini ada podcast.
Podcast ini hakikatnya siaran radio. Saat konten podcast Anda berupa berita, di situlah berlaku juga jurnalisme penyiaran.
Pengertian Jurnalisme Penyiaran
Secara praktis, jurnalisme penyiaran adalah praktik jurnalistik di media penyiaran radio dan televisi. Program berita atau pemberitaan di radio/tv mengacu pada broadcast jurnalism ini, khususnya dalam penulisan naskah (script writing) yang harus menggunakan bahasa tutur –berbeda dengan menulis berita di media cetak.
Jurnalisme penyiaran adalah bidang berita dan jurnal yang “disiarkan” (broadcast) di media elektronik radio dan televisi.
Naskah untuk berbicara di depan umum cenderung ditulis berbeda dari naskah untuk dibaca di depan umum. Misalnya, yang pertama seringkali tidak terlalu rumit dan lebih bersifat percakapan.
Radio dan televisi dimaksudkan untuk dilihat dan didengar lebih cepat dan lebih sering daripada surat kabar harian atau mingguan. Siaran “cerita” (artikel) dapat ditulis dalam “paket”, “pembaca”, “pengisi suara” (VO), dan “sound on tape” (SOT).
Sebelum paket berita disiarkan atau ditayangkan, pembawa berita (news presenter) biasanya membacakan “lead-in” (pengantar) dan dapat menyimpulkan cerita dengan informasi tambahan yang disebut “tag“.
Berita atau artikel di media penyiaran radio dan tv disajikan dalam formay audio dan vidio (visual). Sulih suara, terkadang dikenal sebagai VO, adalah artikel video yang dinarasikan oleh pembawa berita.
Sound on tape (SOT) adalah suara dan/atau video yang biasanya direkam di lapangan. Biasanya, ini adalah wawancara atau “soundbite”.
Jurnalisme penyiaran memiliki sejarah yang terbentang lebih dari seratus tahun. Itu telah mengabadikan beberapa momen terbesar dalam sejarah.
Radio menggunakan suara dan suara untuk menyampaikan cerita, sedangkan televisi menggunakan suara dan visual (diam dan bergerak) untuk menyampaikan berita utama kepada publik.
Karena jurnalisme penyiaran menggunakan media yang sama sekali berbeda, ia juga memiliki teknik yang berbeda untuk memperoleh dan menampilkan informasi.
Ada berbagai etika dan aturan media yang diumumkan oleh regulator dan federasi media untuk mengatur praktik jurnalisme penyiaran. Di Indonesia ada UU Penyiaran dan Pedoman Siaran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Wartawan penyiaran atau reporter adalah wajah dan suara (face and voice) dari sebuah organisasi media. Namun, mereka, tentu saja, bukan satu-satunya orang yang terlibat dalam produksi jurnalisme penyiaran.
Seluruh staf kru siaran biasanya mencakup Produser, Kameramen, Penulis Naskah, dan Teknisi Audio dan Video, yang bekerja di belakang layar bersama dengan reporter dan penyiar.
Meskipun demikian, dapat dikatakan dengan tepat bahwa yang kami maksud dengan jurnalis penyiaran adalah jangkar yang kami lihat di layar kami atau reporter yang membawakan kami cerita dari lapangan. Mereka, seperti yang saya katakan sebelumnya, adalah wajah dan suara berita.
Sejarah Jurnalisme Penyiaran
Sejarah jurnalisme penyiaran dimulai dengan siaran pertama yang dibuat di radio. Stasiun radio pertama yang melaporkan hasil pemilu tahun 1920 adalah KDKA di Pittsburgh, Pennsylvania.
KDKA menyiarkan berita tentang hasil hampir setiap menit dan mengubah cara pemberitaan selamanya. Hal ini membuka jalan bagi lebih banyak program berita di radio karena masyarakat sangat antusias dengan seberapa cepat berita tersebut disampaikan di media tersebut.
Kehadiran jurnalisme radio ini juga berdampak pada kebebasan surat kabar untuk lebih fokus pada analisis mendalam dan pemeriksaan fakta menyeluruh untuk cerita mereka sendiri.
Pada akhir 1920-an, dengan lahirnya NBC dan CBS, lanskap berita radio menjadi semakin berwibawa, membanggakan pendengar hingga ribuan dan jutaan.
Selama puncak PD2, teknologi radio telah maju dan memainkan peran penting dalam menyampaikan berita dari Eropa ke publik Amerika yang terpesona. Edward R. Murrow dari CBS pergi ke Eropa untuk melaporkan perang dari garis depan.
Laporannya tentang ‘London Blitz’ (serangan bom selama sembilan bulan oleh Nazi Jerman melawan Inggris) adalah laporan terbesar di radio hingga saat itu. Perang dilaporkan kembali ke rumah hampir secara instan melalui radio.
Insiden Pearl Harbor yang terjadi pada tahun 1941 juga diumumkan di radio ketika Presiden Roosevelt menyela siaran radio reguler dengan berita bahwa Amerika telah diserang oleh Jepang.
Revolusi TV
Setelah perang berakhir, teknologi TV semakin maju dan selama tahun 1960-an Amerika mengadopsi TV sebagai media penyiaran pilihan mereka. Ini adalah saat ketika peristiwa sejarah disiarkan langsung.
Pembunuhan Kennedy pada tahun 1963, pendaratan di Bulan pada tahun 1969, dan Perang Vietnam adalah semua peristiwa yang terjadi di layar TV Amerika.
Dominasi TV terhadap media penyiaran tidak tertandingi selama hampir lebih dari 50 tahun hingga munculnya Internet, yang agak mengguncang statusnya yang kebal sebagai media pilihan untuk berita.
Internet dan keadaan berita saat ini
Internet adalah media yang sangat serbaguna di mana tidak hanya kekuatan radio dan TV digabungkan, tetapi ada juga kekuatan unik Internet sendiri yang tidak dimiliki oleh dua media lainnya.
Misalnya, dengan TV dan radio, tidak mungkin untuk memberikan umpan balik instan, tetapi dengan Internet, Anda dapat berkomentar, mengajukan pertanyaan, dan memberikan saran saat itu juga di siaran langsung suatu program melalui bagian obrolan.
Dengan Internet, umpan balik hampir secepat menjentikkan jari Anda. Namun, hal itu juga membuat berita palsu menjadi masalah yang mustahil bagi Internet karena tidak ada peraturan yang mengatur media tersebut.
Mengapa Jurnalisme Penyiaran Penting?
Jurnalisme atau pelaporan apa pun yang terjadi melalui media penyiaran, yaitu radio dan televisi, dikenal sebagai jurnalisme penyiaran (broadcast journalism).
Jurnalisme penyiaran memanfaatkan perangkat elektronik untuk menyebarkan berita ke seluruh dunia. Berbeda dengan jurnalisme cetak yang medianya adalah kata-kata tertulis, jurnalisme penyiaran menggunakan bahasa tutur dalam sajian informasinya.
Jurnalisme penyiaran adalah satu-satunya efek paling kuat dalam proses globalisasi media yang meningkat, sebagian karena, seperti film bioskop, aspek visualnya (dalam jurnalisme televisi) membantu mengatasi batasan bahasa.
Di era internet saat ini, audiens atau pemirsa memiliki kemampuan untuk terlibat dalam program televisi apa pun dan mengirimkan komentar di media sosial, seperti Facebook dan Twitter, saat menonton TV. Alhasil, bisa dikatakan, televisi dan internet sudah mulai berinteraksi satu sama lain.
Dalam pengertian itu, TV atau radio adalah media yang tidak diskriminatif, tetapi surat kabar memiliki publik yang banyak membaca dan berpendidikan. Bukan berarti TV atau radio tidak bisa dipercaya. Memang, dengan munculnya media sosial dan berita palsu (hoax), relevansi berita televisi jaringan telah berkembang.
Padahal, ada alasan mengapa internet belum mampu melengserkan supremasi TV atas gelombang berita, karena dalam kondisi saat ini, platform penyebaran berita internet atau platform media sosial sangat kacau, dan sulit untuk bergerak melalui yang mengerikan. jumlah berita palsu yang menyebar di sana setiap menit.
Jenis-Jenis Jurnalisme Penyiaran
Radio adalah tempat lahir jurnalisme penyiaran. Radio mentransmisikan informasi melalui penggunaan suara (audio). Presenter atau penyiar radio membaca berita selama bagian berita, dan suara dari acara diputar di latar belakang (backsound).
Mereka juga dikenal sebagai reporter karena mereka mengisi suara melalui suara-suara ini, yang diselingi dengan wawancara audio dengan pembuat berita.
2. Jurnalisme Televisi
TV adalah media penyiaran yang paling terkenal dan banyak digunakan saat ini, meski popularitasnya cenderung menurun dengan kehadiran media internet –terutama Youtube.
Sangat mudah untuk mengkonsumsi informasi sambil menonton televisi. Biasanya, buletin dibaca oleh anchor atau yang membaca berita dari teleprompter. Mereka mungkin menyerahkannya kepada reporter di lapangan untuk segmen berita atau laporan yang berlangsung kira-kira 2-3 menit sebelum mengembalikannya ke jangkar.
4. Jurnalisme Siaran Internet
Konvergensi adalah berbagi dan promosi silang konten dari beberapa media, yang pada akhirnya dapat menyatu dan membuat satu media. Internet merupakan aspek penting dari konvergensi dalam penyiaran berita.
Wartawan siaran sering menerbitkan artikel teks untuk web, yang biasanya disertai dengan gambar dan musik cerita aslinya. Situs web menyediakan audiens dengan bentuk interaktif di mana mereka dapat mempelajari lebih lanjut tentang suatu topik, diarahkan ke artikel serupa, memberikan komentar untuk diterbitkan, dan mencetak cerita di rumah, antara lain.
Konvergensi teknologi juga memungkinkan ruang redaksi untuk bekerja dengan media lain. Stasiun penyiaran terkadang berkolaborasi dengan mitra cetak.
Tips Menjadi Jurnalis Penyiaran
Sebelum menyajikan berita, jurnalis penyiaran melakukan wawancara dan penelitian, melakukan perjalanan ke lokasi acara berita, dan menulis laporan singkat.
Sebagai jurnalis penyiaran, Anda mungkin berspesialisasi dalam satu media, seperti radio, televisi, kabel, atau Internet.
Anda dapat berspesialisasi dalam bidang seperti politik, atletik, atau bisnis. Sebagai jurnalis siaran radio, Anda akan mengumpulkan potongan suara audio untuk pelaporan Anda dan terampil dengan teknologi digital.
Sebagai jurnalis siaran televisi, Anda mungkin sering membuat segmen video dan berkolaborasi dengan editor untuk memberikan dampak visual pada berita siaran Anda.
Ikuti panduan di bawah ini untuk menemukan pekerjaan yang menguntungkan dalam jurnalisme penyiaran:
- Menulis untuk publikasi perguruan tinggi Anda
- Dapatkan kesempatan magang di radio atau televisi
- Bangun portofolio
- Bantun jaringan
- Tingkatkan keterampilan jurnalistik terus-menerus
Kesimpulan
Wartawan siaran memberikan liputan berita tepat waktu kepada khalayak luas melalui media elektronik dan radio. Lulusan gelar jurnalisme penyiaran dipersiapkan untuk bekerja di berbagai bidang, termasuk menulis, mengarahkan, melaporkan, dan memproduksi.
Demikian pengertian jurnalisme penyiaran atau broadcast journalism. Anda bisa berlatih menjadi jurnalis penyiaran telvisi dan radio dengan membuka kanal Youtube dan podcast. Wasalam. (Sumber1, Sumber2).